Skoliosis atau tulang belakang bengkok dapat terjadi sejak lahir, remaja atau dewasa. Skoliosis pada usia dini terjadi akibat kelainan bawaan sedangkan pada usia remaja dan sesudahnya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan kelainan pada otot. Namun, lebih sering idiopatik atau belum diketahui pasti penyebabnya.
Jika dikenali sejak dini, skoliosis dapat dicegah agar tidak semakin parah atau semakin bengkok. Dengan demikian, penanganannya lebih mudah dan murah.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof Dr. Soeharso Surakarta, Respati S Dradjat, pertengahan Juli lalu.
Skoliosis tingkat berat yakni derajat bengkok mencapai 40-50 derajat lebih, menyebabkan penderita mengalami gangguan pada pernapasan, sistem peredaran darah, mekanik tulang belakang dan mengalami proses penuaan lebih cepat.
Untuk deteksi skoliosis harus dilakukan observasi atau pengamatan 3-6 bulan untuk mengetahui apakah tulang mengalami bengkok secara progresif (berlangsung terus). Pengenalan dini skoliosis dapat dilakukan oleh guru dan orang tua dari anak terkait. Sebanyak 80 persen kasus skoliosis terjadi pada remaja, mulai dari usia 10-11 tahun.
Cara paling mudah, anak diminta membungkuk 90 derajat atau seperti ruku pada gerakan salat. Sebelumnya, anak diminta menggunakan pakaian yang melekat dan tidak terlalu tebal atau tidak mengenakan pakaian. Pengamat berada persis di belakangnya.
Skoliosis akan tampak seperti benjolan (punuk) pada bagian punggung sebelah atas dan bawah, kiri atau kanan. Ciri-ciri lain tampak ketika penderita berdiri tegak, yakni tinggi pundak tidak sama, pinggul miring, bahu tampak miring dan ada tonjolan di punggung. Bengkok pada tulang akibat skoliosis dapat berjumlah satu, dua atau tiga lengkungan. Deteksi lebih teliti dilakukan dengan scoliometer.
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RSO Prof Dr. Soeharso Retno Setianing menuturkan, dirinya pernah menggelar penyuluhan dan penapisan terhadap para siswa sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo, Jawa Tengah, tahun 2010-2012. Hasilnya, 5 dari 720 siswa mengalami skoliosis. Satu tahun dan dua tahun sesudahnya dilakukan hal serupa untuk siswa kelas I SMP. Hasilnya, dari 240 anak ditemukan 3 anak mengalami skoliosis.
Anaknya dari kemungkinan terkena skoliosis, baik bayi maupun remaja. Anak-anak yang memahami cara deteksi juga dapat membantu menemukan teman sebayanya yang terkena skoliosis.
Cara mendeteksi skoliosis untuk anak
Scoliosis adalah kondisi medis yang dapat dideteksi dengan mudah oleh orang awam tanpa melakukan scan yang canggih
Scoliosis adalah lengkungan tidak normal pada tulang belakang dari samping ke samping. Ini adalah kondisi medis yang dapat dideteksi dengan mudah tanpa melakukan scan canggih. Scoliosis biasanya terjadi pada anak-anak jadi penting sekali bagi orang tua untuk mengetahui hal ini.
Dengan mengikuti petunjuk berikut ini orang tua dapat mendeteksi scoliosis anak dengan mudah.
Berdirilah di belakang anak Anda:
Jika Anda menemukan kelainan tersebut di atas, Anda perlu memeriksakan anak Anda ke dokter bedah tulang yang berpengalaman banyak dalam masalah tulang belakang atau ke tempat terapi kami.
Umumnya di usia 40 tahunlah keluhan-keluhan seputar pinggang dan tulang belakang mulai bermunculan, yang biasanya erat kaitannya dengan skoliosis. Jika dibiarkan terus menerus, otot akan merasa capek dan sakit.
Ada 3 macam awal pembentukan skoliosis
Saat ini, kebanyakan orang melakukan treatment chiropractic untuk alasan kosmetik – untuk membuat penampilan lebih menarik dan menambah kualitas hidup seseorang – walau ada juga yang melakukannya untuk menghilangkan rasa sakit. Skoliosis yang bisa mendapatkan treatment chiropractic adalah skoliosis fungsional yang masih berada di tingkat kemiringan di bawah 40 derajat. Chiropractor akan mencari penyebab masalahnya dan kemudian diberi treatment untuk memperbaiki posisinya.
Namun jika kemiringan sudah di atas itu dan sifatnya progresif, maka dibutuhkan penanganan lebih intensif, seperti pembedahan dengan diberi tulang besi penyangga di ruas tulang belakang. Paling baik melakukan terapi di awal kemiringan hingga 10 derajat. Pada kemiringan 10-25 derajat pun masih dapat dilakukan terapi, tetapi dengan proses yang terus diawasi dan memakan waktu 6 bulan agar dapat diukur kemajuannya
Jika Anda atau anak Anda mengalami skoliosis Anda dapat mendatangi klinik kami yang pastinya aman dan tanpa efek samping. Semoga artikel ini bermanfaat.
Selain itu, terapi peninggi badan Semarang H.Ridhwan juga melayani pengobatan telapak kaki datar, bahu miring, skoliosis dan parikokel.
www.terapipeninggibadansemarang.com
Buka praktek setiap hari
Tag : TERAPI SKOLIOSIS, PENGOBATAN SKOLIOSIS, TERAPI SKOLIOSIS RINGAN, TERAPI SKOLIOSIS BERAT, PENGOBATAN SKOLIOSIS SEMARANG, PENGOBATAN SKOLIOSIS TANPA OPERASI, OLAHRAGA SKOLIOSIS